Sejarah Berdirinya Kotapinang, Labuhanbatu Selatan
Posted by Kotapinang pada Agustus 18, 2010
Sejarah Berdirinya Kotapinang
Oleh: Deni Syafrizal Daulay
KOTAPINANG awalnya sebuah pemerintahan kecamatan di bawah Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu yang berbatasan pada Provinsi Riau, Kecamatan Kampung Rakyat, Kecamatan Bilah Hulu, dan Kecamatan Sungai Kanan.
Berdasarkan sejumlah bukti sejarah berupa kuburan dan sebagainya, diperkirakan Kotapinang telah berdiri sejak 250 tahun lalu. Menurut Hj Tengku Aznah seorang tetua di daerah itu, asal nama Kotapinang sendiri diambil dari kata Huta Pinangaon, yang artinya pinang yang mengawan atau pinang yang menjulang sampai ke awan. Pinang itu menurut cerita tumbuh di depan istana kesultanan Kotapinang.
Kesultanan Kotapinang pada mulanya bernama Kesultanan Pinang Awan. Sultan yang pertama memerintah adalah Sultan Batara Sinombah yang disebut juga dengan Sultan
Batara Guru Gorga Pinayungan, yang memiliki makam di Hotang Mumuk Negeri Pinang Awan. Sultan Batara Sinombah merupakan keturunan dari alam Minang Kabau Negeri Pagaruyung yang bernama Sultan Alamsyah Syaifuddin.
Namun kata dia, yang membuat nama Kotapinang melekat disebabkan di sepanjang sungai Barumun dulunya berpagar pinang. Sehingga kala itu Kotapinang juga dikenal dengan pagar pinang. Karena Kotapinang awalnya sebuah kesultanan, maka kala itu hiduplah di daerah itu seorang sultan.
Awal berdirinya, di daerah Kotapinang hanya dihuni dua suku besar yakni Dasopang dan Tamba yakni 30 Km dari Kotapinang. Bekas kekuasaan kedua suku itu terlihat dari peninggalannya berupa kuburan. Kedua suku inilah yang bertahun-tahun bermukim di kawasan itu.
Selama kedua suku itu berkuasa, timbul percekcokan bahkan sering terjadi perkelahian antara kedua suku, karena masing-masing ingin menguasai daerah itu. Karena perselisihan tak dapat diselesaikan, maka mereka sepakat suapaya kekuasaan diserahkan pada siapa pendatang di daerah itu. Mereka pun sama-sama mencari orang yang mampu memimpin daerah itu.
Dalam usaha mencari siapa yang akan diangkat jadi pemimpin, kala itu kedua suku tersebut menemukan seorang pendatang bernama Batara Guru Pinayungan. Sesuai ikrar, maka Batara Guru Pinayungan diangkatlah menjadi raja dan mengayomi seluruh masyarakat termasuk warga di luar kedua suku besar tersebut.
Batara Guru Pinayungan diyakini berasal dari daerah Pagaruyung. Kedatangannya ke daerah itu juga penuh dengan cerita mistis. Menurut penuturan Alm Tengku Yakub semasa masih hidup, Batara Guru Pinayungan memiliki kesaktian yang tinggi. Dia datang dari Pagaruyung melayang dan terdampar di Kotapinang.
Pernyataan itu diperkuat oleh Tengku Aznah, menurutnya Batara Guru Pinayungan memiliki kesaktian yang bisa mengikut arah angin. Batara Guru Pinayungan memiliki saudara. Saudara laki-lakinya bernama Batara Guru Payung dan seorang saudara perempuannya bernama Lingga Gani.
Kesultanan Kotapinang pada mulanya bernama Kesultanan Pinang Awan. Sultan yang pertama memerintah adalah Sultan Batara Sinombah yang disebut juga dengan Sultan
Batara Guru Gorga Pinayungan, yang memiliki makam di Hotang Mumuk Negeri Pinang Awan. Sultan Batara Sinombah merupakan keturunan dari alam Minang Kabau Negeri Pagaruyung yang bernama Sultan Alamsyah Syaifuddin.
Sultan Batara Sinombah bersama saudaranya Batara Payung beserta saudara tirinya perempuan Putri Lenggani meninggalkan Negeri Pagaruyung pergi ke daerah Mandailing. Dalam perjalanannya, Batara Payung memutuskan untuk tinggal di Mandailing dan menjadi asal-usul raja-raja di daerah itu. Sedangkan Batara Sinombah dan Puteri Lenggani meneruskan perjalanannya sampai ke Hotang Mumuk (Pinang Awan).
Keturunan Batara Sinombah dari putranya Mangkuto alam merupakan asal-usul dari beberapa kerajaan yang terdapat di daerah Labuhanbatu seperti Raja Indra yang tertua
menetap di Kambul (Bilah Hulu) dan keturunannya menjadi raja-raja Panai dan Bilah. Sedangkan yang nomor dua Raja Segar menetap di Sungai Toras menjadi Zuriat raja Kampung Raja, dan yang termuda Raja Awan menetap di Sungai Tasik menjadi Zuriat raja di Kotapinang. Yang dipertuan Pagar Ruyung Batara Guru Panjang Batara Sinombah Puteri Lenggani (Raja Mandailing) (Marhumsin. Batara Guru Gorga (Adik Tiri).
Setelah diangkat dan didaulat sebagai raja, Batara Guru Pinayungan menjadi raja dan bertempat tinggal di Kotapinang. Saat itu Lingga Gani ikut bersamanya memimpin desa kecil tersebut. Sedangkan Batara Guru Payung berpisah dari mereka dan pergi menuju tanah Mandailing bersama seekor anjing bernama Sipagatua.
Dalam kepemimpinan Batara Guru Pinayungan, suku Tamba dan Dasopang juga memilih pergi dari perkampungan tersebut untuk membuka perkampungan baru. Dalam masa pemerintahan raja itu juga diciptakan sistim keamanan dan rakyat setia kepada raja.
Setelah raja meninggal dunia, maka otomatis kekuasaan beralih ke tangan anaknya. Tak jelas siapa nama anak Batara Guru Pinayungan. Namun oleh anaknya itu, kerajaan kemudian dipindahkan ke pinggiran sungai Barumun tepatnya di seberang Labuhan Lama. Puing kerajaan itu sampai kini masih dapat dilihat. (*)
sempulur said
Sekedar ingin menyampaikan Salam kenal dari komunitas keluarga miskin. Semoga berkenan mengunjungi blog kami untuk menyumbang kesempatan meraih masa depan yang lebih baik dan harmonis.
Terima kasih
kotapinang said
Thx ya! Aku akan baca blog kamu! Oh ya, bantuin me link kan blog aku ya, dan aku akan link kan blog kamu, oke! Trims
emmuha said
Terima kasih atas artikel yang anda buat,
cuma saya bisa komentari masalah photo/gambar bangunan sejarahnya di perbanyak. agar yang membaca bisa lebih tahu kondisi sebenarnya saat ini.
selanjutnya kalo bisa di perbanyak lagi artikel dan gambar mengenai tentang kondisi kotapinang. bisa saja tentang kondisi kantor bupati saat ini, dan kantor-kantor yang lain, kedepannya bakalan jadi sejarah juga kantor pertama bupati yang sekarang di kotapinang.
Kotapinang said
Thx atas sarannya bung Emuha!!! Idenya sangat kretif!
Gulai Baung Makanan Para Raja « KOTAPINANG said
[…] Keistimewaan itu bukan serta merta. Gulai Asam Baung diyakini masyarakat Labusel khususnya di Kotapinang sebagai menu istimewa para sultan di masa kejayaan Kesultanan Kotapinang di masa […]
wildas dasopang said
mantap
Doni pinayungan said
Wah baca artikel ini seengganya saya jd tau knp orang tua saya memberi nama pd saya doni pinayungan.
Orang tua saya brasal dari dusun martopotan langgapayung, sungai kanan.
Hmm mungkin ada kaitanya dgn cerita ini.
Hehe..
Tapi alm kake saya jg pake pinayungan.
Baginda pinayungan nasution.
Kotapinang said
Hmmm mungkin saja! Kapan2 kita bisa saling tukar informasi!!
Is said
raja kota pinang bersaudara dengan raja panyabungan yg bermarga nasution
barunacarepoint said
Thanks info ttg kotapinang, saya minta tolong untuk silsilah nama2 dari kesultanan kotapinang.
Anggoro Suprapto said
Salam kenal dan salam persaudaraan. Terima kasih artikel sejarahnya. Kalau ada waktu silahkan berkunjung ke: OBYEKTIF.COM trims atensinya.
Salam kompak:
Obyektif Cyber Magazine
(obyektif.com)
Kotapinang said
@Anggoro: Tq saudaraku… 🙂
Alam Warda Ritonga said
Maaf sebelumnya… tapi saya mau ralat… sepengetahuan saya kedua suku yang dipaparkan diatas bukanlah Dasopang dan Tamba, akan tetapi Dasopang dan Tambak, karena kalau marga Tamba itu berasal dari Toba sedangkan Tambak berasal dari Padanglawas dan Tumbuh berkembang di Sungai Kanan ( Hutagodang )
Alam Warda Ritonga said
Tambahan
Menurut hikayat yang saya dapatkan, konon Suku / Marga Tambak dahulu memang menyebar sampai ke kota pinang tetapi setelah pengukuhan kesultanan Kotapinang mereka di buru dan diusir karena ketidak sepahaman dengan Kerajaan Hutagodang yang dipimpin oleh Suku / Marga Tambak….
Syahban Ritonga said
pak ada egk torombo raja-raja kota pinang
cucuputribahran said
@syahban ritonga
Ada, saya memilikinya,
di buat oleh tengku bendahara.
Is said
tolng kirim tarombo kota pinang ke mail saya setyanst@gmail.com,
kkhairani .tanah merah .indara pura said
hai buk jek klok baca ini.aq ani tm
Amriani pulungan. said
Makasih…sy jd tau asal mula kotip…bukan kota batam je yg tau…
fahmi said
terima kasih,setelah mengetahui sejarah kota pinang,saya jadi bisa mengpresentasikan kesimpulannya